Prednisolone vs Acyclovir pada Bell’s palsy

Oleh: Frank M. Sullivan, Ph.D dalam (N Engl J Med 2007; 357 :1598 ­ 1607.)

Kortikosteroid dan agen-agen antiviral banyak digunakan secara luas untuk mengobati stadium awal dari idiopatik facial paralisis(Bell’s Palsy) akan tetapi keefektifan dari keduanya masih belum pasti dan masih dipertanyakan.

Bell’s Palsy adalah akut, idiopatik, unilateral paralisis dari nervus fasialis. pembuluh darah, inflamasi dan virus adalah penyebab yang sering dihubungkan dengan masalah ini. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa 11-40 orang dari 100.000 terinfeksi setiap tahun, sebagian besar berusia diantara 30-45 tahun. walaupun kebanyakan pasien recovery nya sempurna, lebih dari 30% recovery nya buruk, seperti gangguan raut wajah yang berlanjut, gangguan fisiologis lainnya dan nyeri. Pengobatan yang ada saat ini masih sangat bervariasi dan kontroversial. Prednisolone dan acyclovir biasanya diresepkan oleh dokter secara terpisah ataupun dikombinasi walaupun bukti akan keefektifan keduanya lemah.

Dikarenakan oleh kurangnya bukti terhadap masalah tersebut diatas, maka the Health Technology Assessment Program of the National Institute for Health Research sebuah lembaga akademik independen melakukan penelitian tentang obat mana yang menghasilkan recovery lebih baik pada bell’s palsy antara prednisolone dan acyclovir.

Penelitian ini dilakukan terhadap pasien yang telah didiagnosa oleh dokter sebagai Bell’s palsy yang tidak lebih dari 72 jam. Pasien secara acak dipilih untuk diberikan terapi selama 10 hari, pasien dibagi kedalam beberapa grup yaitu yang hanya mendapat prednisolone, hanya acyclovir, mendapat keduanya, dan yang tidak medapat keduanya (placebo). Adapun indicator yang nantinya jadi penilaian adalah quality of life, penampilan dan rasa nyeri.

Hasil akhir adalah penelitian dilakukan terhadap 496 pasien dari total 551 pasien. Setelah 3 bulan sebanyak 83% pasien dari kelompok yang mendapat prednisolone mengalami perbaikan fungsi wajah, dibandingkan dengan 71,2% pada kelompok yang menerima acyclovir. Setelah 9 bulan angka inipun bertambah menjadi 94,4% pada kelompok prednisolone dan 85,4% pada kelompok acyvlovir. Pada pasien yang mendapat terapi keduanya angka perbaikan adalah 79,7% pada 3 bulan pertama dan meningkat jadi 92,7% pada 9 bulan. Tidak didapatkan ada perbedaan output yang signifikan diantara masing-masing kelompok studi tersebut dan juga tidak ditemukan adanya efek samping serius.

Jadi sebagai kesimpulan dari penelitian ini, pada pasien dengan Bell’s palsy pemberian awal dengan prednisolone secara signifikan meningkatkan peluang untuk recovery secara sempurna pada bulan ke 3 dan 9. Tidak ditemukan bukti adanya keuntungan pemberian acyclovir terhadap recovery baik itu bila diberikan dengan kombinasi terhadap prednisolone ataupun diberikan terpisah.

Leave a comment